Search This Blog

Monday, February 27, 2012

Project Management in Constructions

Kuliah Tamu Manajemen Proyek TI Jurusan Sistem informasi
Kamis, 23 Februari 2012
Oleh Tri Joko Wahyu Adi, PhD
==========================================================================

Definisi Proyek
Proyek adalah suatu kegiatan yang:
- sifatnya sementara
- dikerjakan dalam batasan jangka waktu tertentu
- menggunakan sumber daya tertentu
- sasarannya telah ditetapkan dengan jelas
(Ir. Soeharto, 1999)

Tugas Manager Proyek
Untuk dapat menyelesaikan proyek dengan baik, sesuai dengan Constraint dan Area Keilmuan menurut PMBOK, seorang Manajer Proyek harus dapat menyeimbangkan hal-hal berikut ini:
- Ruang Lingkup
- Anggaran
- Jadwal
- Sumber Daya
- Kualitas
- Resiko

TriangLe Constraint
 Proyek bukanlah proyek ambisius yang selalu bisa dikerjakan dan hasilnya sempurnya. Keterbatasan sumber daya membatasi pencapaian suatu proyek hanya sampai pada level tertentu. Batasan-Batasan tersebut adalah:
a. Time (Waktu)
b. Quality (Mutu)
c. Cost (Biaya)
Filosofi dari triangle constraint ini adalah: jika kita menginginkan salah satu rate-nya tinggi sebagai tolok ukur keberhasilan, 2 constraint yang lain akan mengurangi "rating"nya. Misalnya:
- Jika kita ingin waktunya cepat selesai: Biaya nya jadi tidak disukai, karena menjadi biaya tinggi, Demikian juga kualitasnya sudah pasti turun.
- Jika Kita Ingin Biaya nya Murah: Kualitasnya pasti juga lebih buruk, dan waktunya bisa jadi malah tidak selesai.
- Jika kita ingin kualitasnya: Biayanya harus naik dan waktunya juga menyesuaikan.

Nah, tugas Manager adalah menyeimbangkan ketiganya untuk meraih hasil optimal.

Keseimbangan Knowledge:
Suatu proyek, apabila mengacu pada standar, hampir bisa dipastikan hasilnya adalah sukses. mengingat segala sesuatunya telah diperhitungkan dan ditentukan dengan ukuran-ukuran dan standard yang valid (Teknik).
namun hal itu tidaklah selamanya benar, bahkan sudah hampir pasti salah, karena proyek, sudah pasti melibatkan banyak orang, dengan karakter masing-masing yang berbeda, dan harus bisa disatukan. Demikian juga faktor lingkungan sosial dan budaya dimana proyek itu berlangsung. Ada kalanya beberapa pihak, utamanya penduduk lokal "berharap" dilibatkan, padahal, jika mengacu pada aspek teknik, mereka acapkali tidak memenuhi kualifikasi. Akan tetapi fakta di lapangan acapkali "memaksa" para manajer ini harus sedikit mengabaikan "Technical Spesification" yang telah ditetapkan dan melibatkan mereka ini dalam proyeknya. Belum lagi Masalah keamanan dan lain-lainnya.  Oleh karena itu, proyek harus memperhatikan 2 hal yang telah diuraikan tersebut di atas, yaitu:
- Technical Aspect
- Sociocultural Aspect

Berdasarkan PMBOK (Project Management Book of Knowledge), 2008: Project is temporary endeavor undertaken to create unique product or service

Note:
PMBOK atau yang memiliki judul lengkap A Guide to the Project Management Body of Knowledge (PMBOK Guide), adalah suatu buku yang memuat himpunan istilah dan pedoman untuk manajemen proyek yang diterbitkan oleh Project Management Institute (PMI). Edisi pertamanya diterbitkan pada tahun 1996 dan edisi keempatnya pada 31 Desember 2008.

PMBOK membagi proyek menjadi 42 proses yang dikelompokkan ke dalam 5 kelompok proses dan 9 area pengetahuan.

Kelompok proses (process group) dalam PMBOK adalah sebagai berikut.
  1. Inisiasi
  2. Perencanaan
  3. Pelaksanaan
  4. Pemantauan dan pengendalian
  5. Penutupan



9 Area keilmuan Berdasarkan PMBOK
A. FRAME 
1. Project Integration Management
Adalah bagian dari manajemen proyek yang mencakup proses yang diperlukan untuk memastikan bahwa berbagai elemen dari proyek dikoordinasikan dengan benar. Ini terdiri dari rencana pengembangan, pelaksanaan rencana proyek, dan kontrol perubahan yang terintegrasi.

B. CORE: 
2. Project Scope
Sebuah ruang lingkup proyek adalah deskripsi singkat dari unsur-unsur sebuah proyek yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. ruang lingkup proyek harus menjelaskan konsep desain keseluruhan, fitur dari sumber daya dan aspek desain teknis. termasuk proses yang diperlukan untuk memastikan bahwa proyek mencakup semua pekerjaan yang diperlukan, dan hanya pekerjaan yang diperlukan, untuk menyelesaikan proyek dengan sukses. Ini terdiri dari inisiasi, perencanaan lingkup, definisi ruang lingkup, ruang lingkup verifikasi, dan kontrol perubahan lingkup
Meliputi: 
  • Scope Planning: apa saja yang akan dikerjakan
  • Scope Definition: bagaimana cara mengerjakan dan bagaimana spesifikasi hasil pekerjaan yang disepakati
  • Work Breakdown Structure: Memisahkan pekerjaan-pekerjaan menjadi sub sub pekerjaan atau bisa diartikan sebuah pengelompokan penyampaian berorientasi elemen proyek yang mengatur dan mendefinisikan ruang lingkup pekerjaan total proyek. Setiap tingkat turun merupakan definisi yang semakin rinci dari pekerjaan proyek
  • Scope Verification: Memverifikasi semua yang ada di panning dan scope definition telah sesuai dengan kebutuhan order
  • Scope Control [biasanya untuk mengakomodasi perubahan order]

3. Project Time 
Sebuah subset dari manajemen proyek yang mencakup proses yang diperlukan untuk memastikan penyelesaian tepat waktu proyek. Ini terdiri dari definisi kegiatan, urutan aktivitas, Penaksiran aktivitas durasi, jadwal pembangunan, dan kontrol jadwal.. Biasanya meliputi:
  • Activity Definition. Kegiatan apa saja yang akan dilakukan.
  • Activity Sequencing. menentukan urutan pekerjaan yang akan diselesaikan dari awal sampai akhir.
  • Resources Estimating: resources yang saat ini tersedia, kapan akan habis dan kapan harus mengadakan yang baru untuk menunjang keberlangsungan proyek
  • Duration: Berapa Lama waktu keseluruhan yang diperlukan
  • Schedule Development and Control: kemajuan proyek, setiap saat harus dikontrol agar sesuai dengan jadwal deadline proyek yang ditetapkan sebelumnya.

4. Project Cost 
Biaya yang dialokasikan dan direncakan untuk mengerjakan suatu proyek. Meliputi:
  • Cost Estimating: memperkirakan biaya keseluruhan proyek
  • Cost Budgetting: menyusun rencana Anggaran Proyek
  • Cost Controlling: melakukan pengawasan terhadap penggunaan dana/biaya. dapat dilakukan denga membuat kinerja biaya dan melakukan kontrol terhadap kinerja biaya.
Estimasi Biaya Proyek:


 Pendanaan Proyek.
  • Sumber dana proyek dapat berasal dari:
  • APBN/APBD
  • Swasta
  • Kerjasama Pemerintah dan Swasta



5. Project Quality 
Adalah hasil dari proyek, menentukan bagaimana kriteria-kriteria yang ada digunakan sebagai  tolok ukur kualitas suatu proyek. bahwa hasil dari proses akan memuaskan dan sesuai dengan yang diharapkan
Meliputi:
  • Quality Planning: Time, cost, product defect, design/contract, supply chain, dll
  • Quality Assurance: memastikan bahwa jika suatu proyek dikerjakan sesuai dengan seharusnya, maka hasilnya adalah sebagaimana yang diharapkan dan ditetapkan.
  • Quality Control: Menilai hasil Quality Assurance, apakah hasilnya sesuai dengan yang semestinya ataukah tidak.

C. SUPPORT: 
6. Human Resources Management
Manajemen sumber daya manusia adalah pengelolaan tenaga kerja proyek, atau sumber daya manusia. Hal ini bertanggung jawab untuk daya tarik, seleksi, pelatihan, penilaian, dan bermanfaat karyawan, sementara juga mengawasi kepemimpinan organisasi dan budaya, dan memastikan kepatuhan dengan pekerjaan dan kontrak kerja sama. di sini tercakup identifikasi peran, tanggung jawab, akuntabilitas, keahlian, otoritas stakeholder dan deskripsi strategi relatif terhadap inisiatif pembangunan tim dan kemitraan

7. Communication Management
Adalah bagaimana menjalin komunikasi yang baik, baik antarperusahaan, perusahaan dengan kontraktor, maupun antarstakeholder yang terlibat dalam proyek, agar tidak terjadi konflik. juga diartikan sebagai Identifikasi kebutuhan komunikasi proyek dan kendala dan deskripsi dari strategi untuk membangun jaringan yang sesuai dan mengelola koleksi informasi, distribusi, pelaporan kemajuan dan pencatatan

8. Risk Management
Manajemen risiko adalah proses sistematis untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan menanggapi risiko proyek. Ini termasuk memaksimalkan probabilitas dan konsekuensi kejadian positif dan meminimalkan probabilitas dan konsekuensi kejadian buruk untuk tujuan proyek. Ini mencakup proses perencanaan manajemen risiko, identifikasi risiko, analisis risiko kualitatif, analisis risiko kuantitatif, perencanaan risiko respon, dan pemantauan risiko dan kontrol.. 

Beberapa Risk Style:
  • Risk Lover: menyukai resiko, karena beranggapan makin besar resiko, keuntungannya makin besar
  • Risk Neutral: Ada atau tidak ada resiko, dianggap sama saja
  • Risk Aver: Takut menghadapi resiko dan cenderung memilih alternatif lain yang tidak memiliki resiko atau yang resikonya sangat kecil
Response terhadap resiko, yang mungkin diambil:
  • Avoid: Sedapat mungkin menghindari resiko yang ada
  • Reduction: Melakukan upaya-upaya preventif untuk mengurangi resiko yang timbul
  • Transfer: mentransfer resiko kepada pihak lain dengan memberikan kompensasi tertentu
  • Acceptance: Adakalanya resiko tidak dapat dihindari, jadi harus diterima.
9. Procurement Management
Sebuah subset dari manajemen proyek yang mencakup proses yang diperlukan untuk memperoleh barang dan jasa untuk mencapai lingkup proyek dari luar organisasi. juga diartikan sebagai identifikasi berbagai jenis layanan kontrak (jasa profesional dan teknis, jasa arsitektur dan rekayasa dan konstruksi) dan komponen produk yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk akhir dari proyek dan deskripsi dari strategi untuk meminta, memperoleh dan mengkoordinasikan layanan tersebut dan komponen produk untuk memenuhi tujuan proyek

Jenis Kontrak:
  • Proyek Lokal: belum terstandardisasi, masing-masing departemen memiliki template sendiri-sendiri
  • Proyek Internasional: sudah tersstandardisasi sesuai negara masing-masing

sumber pendukung: Klik Di Sini

Thursday, February 23, 2012

Sistem Migrasi

Oleh Kelompok D4
Candra Dwi A  5210105009
Eko Siyam B   5210105010




Dapat diartikan perubahan system secara radikal atau keseluruhan dapat juga diartikan pergantian system lama dengan sitem yang baru guna mendukung kebutuhan bisnis perusahaan untuk semakin dapat bersaing secara ketat.

Sebagai contoh salah satu system migrasi adalah penggunaan ERP oleh perusahaan.Apakah ERP itu? ERP merupakan sebuah software yang diciptakan oleh perusahaan SAP dimana didalamnya mengintegrasikan semua bisnis proses pada perusahaan.  Kenapa penggunaan ERP disebut sebagai system migrasi? Karena pada sebagian besar perusahaan yang masih belum menggunakan ERP biasanya setiap bagian perusahaan tersebut mempunyai setiap database yang tidak saling terkoneksi/terhubung/terintegrasi sehingga sering kali terjadi kesalahan informasi terhadap data yang diminta yang nantinya akan digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan.

Padahal data yang akurat tersebut sangat membantu menentukan kelangsungan hidup perusahaan oleh karena itu untuk menjamin keakuratan data tersebut maka perlu adanya sebuah database yang bisa diakses oleh bidang-bidang yang berkepentingan dengan hasil data yang sama disesuaikan dengan kebutuhan bidang-bidang pada perusahaan tersebut.
Proses implementasi ERP
Implementasi sistem ERP tergantung pada ukuran bisnis, ruang lingkup dari perubahan dan peran
serta pelanggan.
• Perusahaan membutuhkan jasa konsultasi, kustomisasi dan jasa pendukung
• Migrasi data adalah salah satu aktifitas terpenting dalam menentukan kesuksesan dari implementasi ERP
• Sayangnya, Migrasi data merupakan aktifitas terakhir sebelum fase produksi

Langkah strategi migrasi data yang dapat menentukan kesuksesan implementasi ERP:

• Mengidentifikasi data yang akan di migrasi
• Menentukan waktu dari migrasi data
• Membuat template data
• Menentukan alat untuk migrasi data
• Memutuskan persiapan yang berkaitan denganmigrasi
• Menentukan pengarsipan data

Tantangan
Tantangan yang ada bagi perusahaan yang ingin menerapkan ERP (Enterprise Resources Planning) kesiapan perusahaan tersebut untuk dalam mengimplementasikan ERP dimana sebelum pengimplementasian ERP tersebut aka nada sebuah study kelayakan untuk menilai apakah perusahaan tersebut bisa menggunakan ERP atau tidak.  Apabila ternyata bisnis proses perusahaan tersebut masih belum baik ada kalanya pada kemungkinan yang paling buruk adalah ERP tidak bisa diimplementasikan dan perusahaan disarankan untuk memperbaiki bisnis proses perusahaan terlebih dahulu.

Penerapan ERP pada perusahaan yang ada di Indonesia antara lain pada Semen Gresik dimana ERP dari SAP ini mulai diterapkan mulai bulan Januari 2010.  Sebelumnya proyek ERP ini telah diujicoba (menjadi pilot project ) pada tahun 2008 dan akhirnya secara resmi digunakan.  Dengan menggunakan ERP ini Semen Gresik mengharapkan terjadinya peningkatan bisnis proses yang akan berdampak meningktnya laba perusahaan.
Upaya perusahaan Semen Gresik dalam memanage proyek TI tersebut adalah dengan menjalankan bisnis proses sesuai dengan apa yang telah disyaratkan dalam ERP.  Bisnis proses tersebut harus sesuai dengan ERP, karena apa yang ada pada ERP adalah best practice yang artinya telah diuji keberhasilannya sehingga dengan kondisi yang sama tersebut diharapkan keberhasilan yang sama juga diraih oleh Semen Gresik dan ini dibuktikan dengan laba perusahaan yang mencapai Rp 1.2 trilyun pada 2012


http://www.semengresik.com/eng/post/2010-ERP.aspx
http://referensi.dosen.narotama.ac.id/files/2011/12/ENTERPRISE-RESOURCE-PLANNING-ERP.pdf

Tuesday, February 21, 2012

Oursourching IT Project

Kelompok 4D
Candra Dw iAprida 5210105009 
EkoSiyamBudiyanto 5210105010

OUTSOURCHING IT
A.    DEFINISI


Proyek TI Outsourcing dapat didefinisikan sebagai pengalihan sebagian aktivitas dalam perusahaan dapat berupa barang da njasa, kepada perusahaan lain yang di dalamnya memiliki tiga komponen yaitu IT, komunikasi, dan struktur organisasi. IT Outsourcing adalah layana nterpadu yang ditujukan bagi perusahaan/organisasi/institusi lainnya dalam memenuhi kebutuhan dan pengelolaan sistem informasinya. Institusi partner mendapatkan support penuh dari perusahaan lain terhadap seluruh kebutuhan pendayagunaan Teknologi Informasi mulai dari Perencanaan dan Perancangan Sistem Informasi sampai dengan Implementasi dan Maintenance. 
Cakupan dukungan yang disediakan meliputi Hardware, Software/Aplikasi, Jaringan Internet, Jaringan Wireless, Jaringan Local, Web Design, Webbase Programming dan Web Hosting. [1]
Perlu diingat bahwa pekerjaan yang di-outsourching-kan adalah yang sifatnya mendukung proses bisnis utama, bukan main core perusahaan.
Pemanfaatannya di berbagai bidang antara lain untuk ha-hal di bawah ini:
•    JasaKeuangan – Standardisasi teknologi dan layanan perusahaan
•    Manufaktur – Memungkinka nstaf internal TI untuk fokus pada proyek-proyek strategis
•    Pemerintahan – Memungkinkan staf internal TI untuk fokus pada proyek-proyek strategis
•    Kesehatan – Pengurangan biaya
•    Retail – Efisiensi Operasional
•    Transportasi – Standarisasi teknologi perusahaan
•    Komunikasi – Memungkinkan staf internal TI untuk fokus pada proyek-proyek strategis
•    Energy – Pengurangan biaya

Keuntungan dengan melakukan IT Outsourcing:
•    Perusahaan dapat lebih fokus pada core business nya sendiri ,tanpa harus di repotkan dengan beragam permasalahan di bidang IT.
•    Solusi IT akan lebih tepat, lebih cepat dan lebih baik kalau di tangani oleh perusahaan yang fokusnya memang di bidang IT.
•    Perusahaan tidak perlu membayar extra cost untuk biaya kesehatan, bonus perusahaan dan tunjangan pegawai IT. Perusahaan hanya cukup bayar pake tlumsum kontrak IT Outsource.

B. Tantangan yang dihadapi dalam outsourching proyek TI
•    External
-    Acap kali kesulitan mencari vendor yang mampu memenuhi dan sesuai dengan keinginan perusahaan pemakai jasa TI, sehingga memerlukan kejelian lebih untuk memilih.
-    Prinsip outsourcing adalah “berbagi resiko” (sharing risk), sehingga tantangannya adalah menjaga agar informasi dan rahasia perusahaan tidak sampaibocor kepihak luar.
-    Untuk menjamin kelancaran outsourching, diperlukan agreement yang kuat.
•    Internal
-    Memastikan staf TI perusahaan mampu menyokong layanan utama seperti aplikasi internal dan layanan sekunder seperti internet atau TI pada umumnya sebagai pendukung operasional TI di dalam perusahaan, bahkan kadang-kadang perlu merkrut staff baru atau mendadakan training.
-    Menjamin ketersediaan dan kesiapan infrastruktur pendukung, hardware dan software.
-    Sulitnya memanage orang IT dengan tingkat turn over human resources IT yang tinggi .


C. ContohOutsourching TI
Proyek SPAN Departemen Keuangan. Dimana proyek ini tidak dikelola sendiri, tetapi diserahkan ke outsourcher.Dalam hal ini providernya adalah perusahaan korea, LG.
Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) [2] sebagai suatu sistem berbasis teknolog iinformasi ditujukan untuk mendukung pencapaia nprinsip-prinsi pengelolaan anggaran tersebut. Seluruh proses yang terkait dengan pengelolaan anggaran yang meliputi penyusunan anggaran, manajemen dokumen anggaran, manajeme nkomitmen pengadaan barang dan jasa, manajemen pembayaran, manajemen penerimaan negara, manajemen kas dan pelaporan diintegrasikan ke dalam SPAN.
Perubahan yang paling mendasar yang diusung SPAN adalah otomasi proses bisnis yang dijalankan di Ditjen Anggaran dan Ditjen Perbendaharaan. Proses-proses yang sifatnya pengulangan (repetition) yang selama ini dilaksanakan secara manual akan diotomasi oleh sistem. Perubahan lainnya adalah:
•    penggunaan database tunggal yang sebelumnya berdiri sendiri-sendiri baik di tingka tpusat, unit vertikal maupun satuan kerja
•    perekaman data sekali yang sebelumnya dilaksanakan di setiap unit yang terkait, dan
•    pembakuan business rules untuk semua proses serta analisis.

D. Cara Mengelola Outsourching Proyek TI

-    Menentukan pengembang yang ditunjuk untuk membangun sistem informasi dengan hati-hati. Sebaiknya, pihakluar yang dipilih memang benar-benar telah berpengalaman.
-    Membuat kontrak yang kuat. Kontrak dimaksudkan sebagai pengika ttanggun gjawab dan dapat dijadikan sebagai pegangan dalam melanjutkan atau menghentikan proyek jika terjadi masalah selama masa pengembangan. Juga untuk memonitor pemanfaataan sumber daya waktu, biaya serta menjamin kualitas output sesuai yang diharapkan.
-    Merencanakan dan memonitor setiap langkah dalam pengembangan agar keberhasilan proyek benar-benar tercapai. Kontrol perlu diterapkan pada setiap aktivitas dengan maksud agar pemantauan dapat dilakukan dengan mudah.
-    Menjaga komunikasi yang efektif antara personil dalam perusahaan dengan pihak pengembang dengan tujuan agar tidak terjadi konflik atau hambatan selama proyek berlangsung.
-    Mengendalikan biaya dengan tepat dengan misalnya memperhatikan proporsi pembayaran berdasarkan persentasi tingkat penyelesaian proyek.

E.    Mengapa manajemen supplier dan subcontractor sangat penting dalamproyek TI
Dalam proyek TI yang memiliki skala besar, peranan supplier dan subcontractor sangat vital. Karena adalah hal yang sangat merepotkan jika General Contractor menangani dan menyediakan sedniri semua kebutuhan barangnya. Sehingga nantinya malah menurunkan tingkat efisiensi waktu dan biaya. Untuk menghindarinya hal-hal tersebut diserahkan kepada supplier dan subcontractor yang secara teknis memiliki keunggulan mutlak sesuai bidangnya masing-masing.
Subkontraktor biasanya disewa atau dipekerjakan oleh General Contractor (atau kontraktor utama) untuk melaksanakan tugas tertentu sebagai bagian dari seluruh proyek. Meski konsep umumnya subkontraktor bergerak di bidangpe kerjaa nbangunan dan teknik sipil, jangkauan pekerjaan subkontraktor sekarangini semakin meluas.Bahkan, mungkin sebagian besar subkontraktor sekarang ini bergerak di bidang teknologi informasi dan sektor informasi bisnis. Insentif penggunaan subkontraktor adalah untuk mengurangi biaya atau risiko proyek.Dengan cara ini, kontraktor umum menerima layanan yang sama atau lebih baik ketimbang yang disediakan oleh General Contractor sendiri.
Supplier dan subcontractor ini perlu dimanage dengan baik, baik untuk menjaga kualitas pasokan maupun ketersediaan barang dan tool yang diperlukan oleh perusahaan. Lebih dari itu, amatlah sulit untuk memilih dan menemukan supplier dan subcontractor yang sessuai dengan kebutuhan perusahaan, baik dari segi kebutuhan spesifikasinya, kualitas maupun biayanya.
sumber:
[1] Kunci Sukses Dan Kelemahan Pengembangan Sistem Informasi Secara Outsourcing Di Perusahaan, Paper Sim, 2010, Abel Gandhy.
[2] www.span.depkeu.go.id

E-KTP Contoh Proyek TI Yang Layak Didukung Semua Pihak

Tidak banyak proyek TI pemerintah yang berhasil, bahkan bisa dikatakan mayoritas GAGAL. Lihat saja proyek e-gov, SISMINBAKUM dan lainnya. bahkan menurut beberapa survey tingkat kegagalan proyek IT pemerintah mencapai angka 70%. Proyek e-KTP yang mulai di louncing oleh pemerintah di tahun 2011 kemarin, pada awalnya kemarin menunjukkan gejala antusias yang menggembirakan meski masih banyak kekurangan di sana sini. Kelanjutan proyek ini layak kita tunggu progressnya dan kita serta semua pihak berharap proyek ini akan menjadi salah satu proyek TI yang sukses diluncurkan pemerintah. Berikut adalah ulasan mengenai e-KTP.

***
E-KTP
e-KTP atau KTP Elektronik adalah dokumen kependudukan yang memuat sistem keamanan / pengendalian baik dari sisi administrasi ataupun teknologi informasi dengan berbasis pada database kependudukan nasional.
Penduduk hanya diperbolehkan memiliki 1 (satu) KTP yang tercantum Nomor Induk Kependudukan (NIK). NIK merupakan identitas tunggal setiap penduduk dan berlaku seumur hidup
Nomor NIK yang ada di e-KTP nantinya akan dijadikan dasar dalam penerbitan Paspor, Surat Izin Mengemudi (SIM), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), Polis Asuransi, Sertifikat atas Hak Tanah dan penerbitan dokumen identitas lainnya (Pasal 13 UU No. 23 Tahun 2006 tentang Adminduk)

Autentikasi Kartu Identitas (e-ID) biasanya menggunakan biometrik yaitu verifikasi dan validasi sistem melalui pengenalan karakteristik fisik atau tingkah laku manusia. Ada banyak jenis pengamanan dengan cara ini, antara lain sidik jari (fingerprint), retina mata, DNA, bentuk wajah, dan bentuk gigi. Pada e-KTP, yang digunakan adalah sidik jari.
Penggunaan sidik jari e-KTP lebih canggih dari yang selama ini telah diterapkan untuk SIM (Surat Izin Mengemudi). Sidik jari tidak sekedar dicetak dalam bentuk gambar (format jpeg) seperti di SIM, tetapi juga dapat dikenali melalui chip yang terpasang di kartu. Data yang disimpan di kartu tersebut telah dienkripsi dengan algoritma kriptografi tertentu. Proses pengambilan sidik jari dari penduduk sampai dapat dikenali dari chip kartu adalah sebagai berikut:
Sidik jari yang direkam dari setiap wajib KTP adalah seluruh jari (berjumlah sepuluh), tetapi yang dimasukkan datanya dalam chip hanya dua jari, yaitu jempol dan telunjuk kanan. Sidik jari dipilih sebagai autentikasi untuk e-KTP karena alasan berikut:
1. Biaya paling murah, lebih ekonomis daripada biometrik yang lain
2. Bentuk dapat dijaga tidak berubah karena gurat-gurat sidik jari akan kembali ke bentuk semula walaupun kulit tergores
3. Unik, tidak ada kemungkinan sama walaupun orang kembar

Informasi penduduk yang dicantumkan dalam e-KTP ditunjukkan pada layout kasar berikut:
Untuk mendapatkan informasi di atas dari penduduk, wajib KTP harus mengisi formulir tipe F1.01.
Selain tujuan yang hendak dicapai, manfaat e-KTP diharapkan dapat dirasakan sebagai berikut:
1. Identitas jati diri tunggal
2. Tidak dapat dipalsukan
3. Tidak dapat digandakan
4. Dapat dipakai sebagai kartu suara dalam pemilu atau pilkada


Struktur e-KTP terdiri dari sembilan layer yang akan meningkatkan pengamanan dari KTP konvensional. Chip ditanam di antara plastik putih dan transparan pada dua layer teratas (dilihat dari depan). Chip ini memiliki antena didalamnya yang akan mengeluarkan gelombang jika digesek. Gelombang inilah yang akan dikenali oleh alat pendeteksi e-KTP sehingga dapat diketahui apakah KTP tersebut berada di tangan orang yang benar atau tidak. Untuk menciptakan e-KTP dengan sembilan layer, tahap pembuatannya cukup banyak, diantaranya:
1. Hole punching, yaitu melubangi kartu sebagai tempat meletakkan chip
2. Pick and pressure, yaitu menempatkan chip di kartu
3. Implanter, yaitu pemasangan antenna (pola melingkar berulang menyerupai spiral)
4. Printing,yaitu pencetakan kartu
5. Spot welding, yaitu pengepresan kartu dengan aliran listrik
6. Laminating, yaitu penutupan kartu dengan plastik pengaman
e-KTP dilindungi dengan keamanan pencetakan seperti relief text, microtext, filter image, invisible ink dan warna yang berpendar di bawah sinar ultra violet serta anti copy design.
Penyimpanan data di dalam chip sesuai dengan standar internasional NISTIR 7123 dan Machine Readable Travel Documents ICAO 9303 serta EU Passport Specification 2006. Bentuk KTP elektronik sesuai dengan ISO 7810 dengan form factor ukuran kartu kredit yaitu 53,98 mm x 85,60 mm.


Proyek e-KTP dilatarbelakangi oleh sistem pembuatan KTP konvensional di Indonesia yang memungkinkan seseorang dapat memiliki lebih dari satu KTP. Hal ini disebabkan belum adanya basis data terpadu yang menghimpun data penduduk dari seluruh Indonesia. Fakta tersebut memberi peluang penduduk yang ingin berbuat curang terhadap negara dengan menduplikasi KTP-nya. Beberapa diantaranya digunakan untuk hal-hal berikut:
1. Menghindari pajak
2. Memudahkan pembuatan paspor yang tidak dapat dibuat di seluruh kota
3. Mengamankan korupsi
4. Menyembunyikan identitas (misalnya oleh para teroris)


Proses Pembuatan e-KTP

Proses Pembuatan e-KTP, Kurang Lebih Sama dengan Pembuatan SIM dan Passport (tata cara, prosedur)
Proses pembuatan e- KTP
> Ambil nomor antrean
> Tunggu pemanggilan nomor antrean
> Menuju ke loket yang ditentukan
> Entry data dan foto
> Pembuatan KTP selesai
- Penduduk datang ke tempat pelayanan membawa surat panggilan
- Petugas melakukan verifikasi data penduduk dengan database
- Foto (digital)
- Tandatangan (pada alat perekam tandatangan)
- Perekaman sidik jari (pada alat perekam sidik jari) & scan retina mata
- Petugas membubuhkan TTD dan stempel pada surat panggilan yang sekaligus sebagai tandabukti bahwa penduduk telah melakukan perekaman foto tandatangan sidikjari.
- Penduduk dipersilahkan pulang untuk menunggu hasil PROSES PENCETAKAN 2 MINGGU setelah Pembuatan.

Syarat pengurusan KTP
> Berusia 17 tahun
> Menunjukkan surat pengantar dari keuchik
> Mengisi formulir F1.01 (bagi penduduk yang belum pernah mengisi/belum ada data di sistem informasi administrasi kependudukan) ditanda tangani oleh keuchik
> Foto copy Kartu Keluarga (KK)

Fungsi dan kegunaan e-KTP adalah :
1. Sebagai identitas jati diri
2.Berlaku Nasional, sehingga tidak perlu lagi membuat KTP lokal untuk pengurusan izin, pembukaan rekening Bank, dan sebagainya;
3. Mencegah KTP ganda dan pemalsuan KTP; Terciptanya keakuratan data penduduk untuk mendukung program pembangunan.





Disarikan dari situs resmi e-ktp. Selengkapnya klik Di SINI


Perbedaan Proyek TI dan Proyek Non TI

Proyek TI









                                                                                                  Proyek Non TI

Monday, February 20, 2012

Manajemen Proyek Teknologi Informasi

A. Definisi
Manajemen proyek adalah penerapan pengetahuan, keterampilan, tool dan teknik pada aktivitas proyek untuk memenuhi kebutuhan klien/stakeholder dan mencapai sasaran proyek


B. Sasaran
1. Scope (Ruang Lingkup)
Menurut Imelda Atastina, Ruang Lingkup Proyek adalah acuan semua pekerjaan yang termasuk harus dikerjakan dalam rangka menghasilkan produk proyek, beserta proses-proses yang dilakukan untuk membuat produk yang dimaksud.
Ruang Lingkup/ Batasan Proyek mendefinisikan apa yang akan dikerjakan atau apa yang tidak akan dikerjakan dalam proyek

2. Time (Waktu)
Suatu proyek ditentukan berdasarkan sasaran waktu yang ditetapkan untuk dapat menyelesaikan semua pekerjaan sebagaimana telah di-state dalam ruang lingkup.

3. Cost (Biaya)
Sasaran biaya yang dimaksud adalah mengupayakan untuk dapat mencapai semua hal yang ada dalam ruang lingkup, dalam rentang waktu yang ditetapkan, dicapai dengan biaya yang telah ditetapkan, agar tidak terjadi overbudget

4. Quality (Kualitas)


C. Batasan

1. Scope Goal
2. Time Goal
3. Cost Goal

Note:
- Quality Goal tidak termasuk dalam batasan, karena penilaian tentang kualitas ini sifatnya sangat subjektif, tergantung pada masing-masing individu.
- Lebih jauh karena biasanya, kualitas suatu proyek sangat tergantung dan ditentukan oleh scope, time dan cost goal, sehingga tidak perlu di-state tersendiri sebagai suatu batasan.
- Kita tidak mungkin membatasi kualitas yang dihasilkan dari suatu proyek, semakin bagus semakin baik, tetapi tidak ada parameter tunggal yang tepat dan pas untuk mendefinisikan batasan "kualitas" tersebut.

D. Trace Off Manajemen Proyek

E. Strategi Bisnis dan Proyek


F. Perbedaan Manajemen Portfolio dan Manajemen Proyek
Di dalam manajemen portfolio, dimungkinkan beberapa proyek yang berjalan didalamnya tidak mendukung satu tujuan yang sama, akan tetapi setiap proyek dapat saja berusaha mencapai tujuannya  masing-masing.
Sedangkan di dalam manajemen Proyek, setiap proyek-proyek yang ada didalam proyek besarnya, support pada upaya pencapaian tujuan yang sama.

G. Pengetahuan dan Keterampilan Yang Harus dimiliki oleh Manager Proyek
Untuk menjadi manajer yang kompeten, banyak skill dan pengetahuan yang harus dikuasai manajer guna mendukung pencapaian kinerja, antara lain:
1. Leadership
2. Human Relation Skills
3. Negosiasi dan manajemen konflik
4. Problem solving
5. Project Management Knowledge
6. Pengetahuan lain seperti: keuangan, akuntansi, sales, marketing, produksi, logistik, rencana strategis, rencana taktis, teknologi Informasi dan lain-lain.

H. Masalah Utama dalam Proyek dan Cara Mengatasinya
Masalah terbesar yang dihadapi di dalam manajemen proyek berkisar pada efisiensi penggunaan sumber daya yang ada yaitu waktu dan biaya. Utamanya adalah masalah waktu, jika waktu penyelesaian proyek melewati deadline yang telah ditetapkan (overtime), maka efisiensi sumber daya menurun dan meningkatkan biaya melebihi alokasi yang ditetapkan sebelumnya (overcost). Kedua hal ini harus bisa dimanage dengan baik.


Masalah-masalah tersebut biasanya disebabkan karena adanya konflik yang berkembang, baik konflik lingkungan, konflik manajemen maupun konflik teknologi yang antara lain adalah sebagai berikut::
1. Kontrak Proyek Yang Lemah (Weak Project Definition)
Hal yang mungkin terjadi adalah scope, cost dan time tidak terdefinisi dengan jelas, juga bagaimana hak dan tanggung jawab masing-masing pihak yang terlibat, indikator output, upah dan sewa, term and condition kemungkinan tidak terdefinisi secara baik, sehingga tidak ada patokan yang benar-benar jelas sebagai frame worknya.
2. Perubahan Ruang Lingkup/Tujuan (Change in scope/Aim)
Ini sama artinya dengan kita membongkar pasang bagian proyek yang sedang berjalan, di samping menyulitkan pengembang, ini juga pemborosan waktu dan biaya
3. Campur Tangan Pemerintah
Misalnya proyek tersebut tidak sejalan dengan kebijakan pemerintah, sehingga harus diadakan penyesuaian-penyesuaian di beberapa atau bahkan seluruh proyek.
4. Perubahan Teknologi
Misalnya saja, ditengah-tengah penyelesaian pekerjaan proyek ditemukan adanya hal-hal baru yang menuntut ditinggalkan teknologi yang saat ini digunakan dan mengharuskan penggunaan teknologi baru, misalnya menyangkut keselamatan pekerja dan keberlangsungan proyek di masa datang.
5.  Inflasi
Terjadinya inflasi menyebabkan naiknya harga-harga barang, sehingga meningkatkan cost yang harus dikeluarkan melebihi alokasi semula.

Cara untuk mengurangi kemungkinan-kemungkinan masalah tersebut:
1. Mengurangi tingkat kompleksitas proyek
2. Mengurangi tingkat ketidakpastian yang terkandung dalam proyek

Hal-hal yang dapat ditempuh antara lain, sebelum dan selama proyek berlangsung:
1. Membuat kontrak proyek yang baik
2. memberikan prosiding yang memadai
3. Menyusun rencana serealistis mungkin
4. mencari dan mengumpulkan  informasi yang diperlukan untuk kontrol
5.  Selalu mengevaluasi pemanfaataan waktu, lokasi dan biaya

I. Faktor Pendukung Keberhasilan Proyek
1. Dukungan eksekutif
2. Keterlibatan Para Pihak Terkait
3. Pengalaman manajer
4. Tujuan yang didefinisikan dengan jelas
5. Ruang Lingkup Proyeknya sempit
6. Penggunaan Software Standar
7. Metodologi Yang Tepat
8. Estimasi yang sesuai dan akurat
9. Milestones, planning yang baik dan staff yang kompeten serta sense of belonging dari pihak terkait dengan proyek.

J. Tantangan Manajemen Proyek
1. Proyek biasanya memiliki tingkat kompleksitas yang tinggi
2. Kebutuhan customer yang spesifik dan sulit dipenuhi, harus benar-benar customized
3. Adanya reorganisasi, misal pergantian manajer proyek
4. Proyek memiliki resiko yang tinggi
5. Adanya perubahan teknologi
6. Sulitnya perencanaan dan ketidaktetapan harga di masa yang akan datang

Sunday, February 19, 2012

Sekilas tentang Proyek Teknologi Informasi

A. Definisi Proyek

Menurut Kathy Schwalbe dalam bukunya Information Technology Project Management, proyek adalah usaha dalam waktu yang terbatas untuk mencapai tujuan /hasil tertentu (produk/jasa) atau hasil yang unik.

Kemudian Graham McLeod & Derek Smith dalam tulisannya yang berjudul Managing Information Technology Projects mendefnisikan proyek sebagai usaha terkoordinasi, menggunakan kombinasi manusia, teknik, administrasi dan keuangan, dalam rangka mencapai tujuan yang spesifik dalam jangka waktu tertentu.

Proyek juga bisa diartikan sebagai aktifitas-aktifitas unik, kompleks, dan terkoneksi yang memiliki satu tujuan atau sasaran dan harus dilengkapi dengan waktu yang spesifik, sesuai dengan anggaran, waktu dan spesifikasi. Umumnya proyek melibatkan banyak orang seringkali dari berbagai bidang ilmu yang kegiatannya saling terkait

Oleh karena itu Proyek Teknologi Informasi sendiri bisa diartikan sebagai proyek yang berhubungan dengan Hardware, Software dan Jaringan.


B. Karakteristik Proyek:
  • Mempunyai tujuan yang unik baik berupa barang, maupun jasa
  • Setiap proyek harus mempunyai tujuan (objective) yang terdefinisi dengan baik.
  • Bersifat sementara
  • Dibangun berdasarkan progressive elaboration (bertahap dari start-finish)
  • Membutuhkan sumber daya dari berbagai area
  • Mempunyai pelanggan utama / sponsor proyek
  • Bersifat uncertainty
  • Memerlukan adanya tim dan koordinasi 
Note: Perbedaan Proyek dan Operasi

PROYEK OPERASI
Temporary Terus Menerus
Sekali Berulang
 
C. Atribut Proyek [1]


1. Jangka Waktu 
Proyek hanya bersifat sementara, memiliki batas waktu awal dan berakhirnya suatu proyek.

2. Maksud
Suatu proyek seharusnya mempunyai sasaran yang tertentu (well defined objective). Hasil dari proyek memberikan produk, jasa dan outcome yang unik. Kegiatan proyek harus mencapai atau melebihi kebutuhan dan harapan dari stakeholders.

3. Kepemilikan
Proyek harus memberikan sesuatu yang bernilai ke individu atau kelompok yang akan menjadi pemilik dari proyek tersebut setelah proyek tersebut selesai. Untuk menentukan siapa yang akan menjadi pemilik atau bukan pemilik proyek tersebut tidak selalu mudah. Misalnya: berbagai kelompok yang berbeda akan berjuang untuk dapat ditentukan siapa yang akan memiliki atau bukan pemilik dari sistem, data, dukungan dan biaya akhir dari implementasi dan perawatan (maintaining) sistemnya

Meskipun suatu proyek mempunyai banyak stakeholders (misalnya, orang-orang atau kelompok, yang mempunyai pamrih atau vested interest pada outcome dari proyeknya). Suatu proyek seharusnya mempunyai sponsor tertentu yang jelas. Sponsor mungkin adalah end user, konsumen atau klien yang mempunyai kemampuan dan keinginan untuk memberikan arahan, biaya dan sumberdaya lainnya ke proyek.
Suatu proyek seharusnya mempunyai konsumen atau sponsor utama. Kebanyakan proyek mempunyai banyak perusahaan lain yang tertarik dan juga stakeholders, tetapi harus ada seseorang yang menjadi sponsor utama. Sponsor utama biasanya memberikan arahan dan pembiayaan untuk proyek

4. Sumber Daya


Suatu proyek memerlukan sumberdaya: waktu, uang, orang dan teknologi yang seringkali dari berbagai area. Perusahaan akan melakukan kontrak dengan konsultan untuk mendapatkan masukan (input). Sumberdaya memberikan arti untuk pencapaian tujuan proyek dan juga bertindak sebagai hambatan. Misalnya: Lingkup proyek, atau kerja yang harus diselesaikan, ditentukan secara langsung oleh tujuan proyek, Jadi apabila kita tahu apa yang harus diselesaikan, maka kita akan bisa menggambarkan bagaimana penyelesaiannya.
Apabila sponsor proyek meminta penambahan sesuatu hal (feature) ke sistem, bagaimanapun permintaan tersebut diragukan apakah akan memerlukan sumberdaya tambahan dalam bentuk kerja tambahan dari bagian yang ada di tim proyek. Penggunaan sumberdaya proyek mempunyai biaya yang berhubungan atau harus dimasukkan ke dalam keseluruhan biaya dari proyek.   
Kadang-kadang orang dari luar perusahaan seperti dari pemasok dan perusahaan konsultanlah yang akan menjadi sumberdaya guna memenuhi sasaran proyek.

5. Peranan, Resiko dan Asumsi
Proyek TI memerlukan individual yang berbeda-beda dengan berbagai rangkaian keterampilan. Meskipun keterampilan ini berbeda-beda pada proyek yang berbeda-beda, suatu proyek khusus seharusnya memasukkan hal-hal tersebut di bawah ini:
  • Manajer Proyek
  • Sponsor Proyek
  • Pakar pada Materinya (Subject Matter Expert(s)- SME
  • Pakar Teknis (Technical Expert(s)
Semua proyek mempunyai elemen resiko dan beberapa proyek lebih beresiko daripada yang lainnya. Resiko muncul dari banyak sumber, baik internal maupun eksternal dari tim proyek.
Misalnya resiko internal dapat dtimbul dari proses estimasi atau dari fakta bahwa seorang anggota kunci tim proyek tadi dapat keluar atau meninggalkan proyek pada pertengahan proyek.
Resiko eksternal pada sisi lainnya dapat timbul dari ketergantungan pada kontraktor atau vendor lainnya.
Asumsi adalah apa yang biasanya kita asumsikan pada lingkup, jadwal, dan anggaran serta mengkaji resiko dari proyek. Banyak variable yang tidak diketahui yang berhubungan dengan proyek dan perlu untuk mengidentifikasi dan membuat dokumen (explicit) semua resiko dan asumsi yang dapat memberi dampak pada proyek TI.

6. Tugas Saling Ketergantungan
Kerja proyek memerlukan banyak tugas yang saling tergantung. Misalnya suatu jaringan tidak dapat di-install sampai perangkat kerasnya dikirim, atau kebutuhan tertentu tidak dapat digabungkan ke dalam desain sampai user kuncinya diwawancara. Kadang-kadang penundaan dari satu tugas dapat berdampak pada tugas berikutnya yang mandiri. Jadwal proyek mungkin tergelincir, dan proyeknya mungkin tidak mencapai batas waktu (deadline) yang direncanakan

7. Perubahan Organisasi
Proyek direncanakan bagi perubahan organisasi. Perubahan harus dipahami dan dikelola karena implementasi proyek TI akan merubah cara orang-orang tersebut bekerja. Oleh karena itu perlawanan yang potensial terjadi/ada, dan suatu sistem yang secara teknis sukses dapat berakhir menjadi kegagalan organisasi

8. Pengoperasian Yang Lebih Besar daripada Proyek Itu Sendiri
Organisasi memilih proyek untuk sejumlah alasan dan proyek yang dipilih dapat berdampak pada organisasinya (Laudon and Laudon 1996). Sangat penting bahwa manajer proyek dan tim memahami budaya, lingkungan, politik, dan sejenisnya dari perusahaan.
Variable dari organisasi akan mempengaruhi seleksi dari proyek, infrastruktur TI dan peranan TI di dalam organisasi. Misalnya perusahaan/pabrik kecil yang dimiliki oleh keluarga mempunyai budaya, strategi dan struktur perusahaan yang sangat berbeda daripada perusahaan yang electronic commerce yang baru mulai (strat-up electronic commerce company).Sebagai hasilnya proyek yang diseleksi, infrastruktur teknis dan peranan TInya untuk setiap organisasi akan berbeda.
Tim proyek seharusnya memahami baik variabel teknis maupun organisasi sehingga proyek dapat diluruskan secara tepat dengan struktur dan strategi organisasi. Lebih lagi, pemahaman variabel organisasi dapat menolong tim proyek memahami iklim politik di dalam organisasi dan mengidentifikasi resiko yang potensial dan issues yang dapat merintangi proyek tadi

***
[1]  Slide PPT Bahan Ajar MPTI 2011, Jurusan Sistem Informasi  ITS Sepuluh November Surabaya
D. Tipe Proyek TI

1. Software Development
Pengembangan perangkat lunak (juga dikenal sebagai pengembangan aplikasi, desain perangkat lunak, perangkat lunak perancangan, pengembangan perangkat lunak aplikasi, pengembangan aplikasi enterprise, atau platform pengembangan adalah pengembangan produk perangkat lunak. Istilah "pengembangan perangkat lunak" dapat digunakan untuk merujuk pada aktivitas pemrograman komputer, yang adalah proses menulis dan memelihara kode sumber, tetapi dalam arti luas istilah itu mencakup semua yang terlibat antara konsepsi yang diinginkan perangkat lunak melalui manifestasi akhir dari perangkat lunak, idealnya dalam proses terencana dan terstruktur. Oleh karena itu, pengembangan perangkat lunak dapat meliputi penelitian, pengembangan baru, prototipe, modifikasi, menggunakan kembali, re-engineering, pemeliharaan, atau kegiatan lain yang menghasilkan dalam produk perangkat lunak.

Perangkat lunak dapat dikembangkan untuk berbagai tujuan, tiga yang paling umum adalah untuk memenuhi kebutuhan spesifik dari bisnis klien / spesifik (terjadi dengan perangkat lunak kustom), untuk memenuhi kebutuhan yang dirasakan dari beberapa set pengguna potensial (kasus dengan komersial dan open source software), atau untuk penggunaan pribadi (misalnya seorang ilmuwan dapat menulis perangkat lunak untuk mengotomatisasi tugas duniawi). Pengembangan perangkat lunak tertanam, yaitu, pengembangan perangkat lunak tertanam seperti yang digunakan untuk mengendalikan produk konsumen, membutuhkan proses pembangunan untuk diintegrasikan dengan pengembangan produk fisik terkontrol.

Kebutuhan untuk kontrol kualitas yang lebih baik dari proses pengembangan perangkat lunak telah melahirkan disiplin rekayasa perangkat lunak, yang bertujuan untuk menerapkan pendekatan sistematis dicontohkan dalam paradigma rekayasa untuk proses pengembangan perangkat lunak.
2.Package Implementation
Di bawah Implementasi paket yang dilakukan dalam analisis mendalam dari kebutuhan klien dan mendukung produk vendori, solusi yang terbaik dilengkapi dengan kebutuhan bisnis .

3. System Enhancement
 Dalam sebuah produk teknologi informasi, perangkat tambahan adalah perbaikan penting untuk produk sebagai bagian dari versi baru itu. Istilah ini juga kadang digunakan untuk membedakan perbaikan (peningkatan) dari beberapa kapabilitas produk yang ada dari kemampuan yang sama sekali baru.

4. Consulting and Business Analysis Assignment
adalah disiplin ilmu untuk mengidentifikasi kebutuhan bisnis dan menentukan solusi untuk masalah bisnis. Solusi sering termasuk komponen sistem pembangunan, tetapi juga dapat terdiri dari perbaikan proses, perubahan organisasi atau perencanaan strategis dan pengembangan kebijakan. 

5. System Migration
Migrasi sistem melibatkan pergerakan satu set instruksi atau program, misalnya, PLC (programmable logic controller) program, dari satu platform yang lain, meminimalkan rekayasa ulang. Migrasi dari sistem juga dapat melibatkan downtime, sementara sistem lama diganti dengan yang baru.

Migrasi dapat dari komputer mainframe ke sistem yang lebih terbuka. Motivasi untuk ini bisa menjadi penghematan biaya. Migrasi dapat disederhanakan dengan alat yang secara otomatis dapat mengkonversi data dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Ada juga alat untuk mengkonversi kode dari satu platform yang lain akan ter-compile atau ditafsirkan. Sebuah alternatif untuk mengubah kode adalah penggunaan perangkat lunak yang dapat menjalankan kode dari sistem lama pada sistem baru. Contohnya adalah Oracle Application Workbench Rehosting Tuxedo dan produk untuk 4GL LINC.
 
6. Infrastructure Implementation
pengertian proyek infrastruktur adalah suatu upaya untuk mencapai suatu hasil dalam bentuk bangunan atau infrastruktur. Bangunan ini pada umumnya mencakup pekerjaan pokok yang termasuk di dalamnya bidang teknik sipil dan arsitektur, juga tidak jarang melibatkan disiplin lain seperti teknik industri, teknik mesin, elektro dan sebagainya.
7. Outsourching Project
Proyek TI Outsourcing dapat didefinisikan sebagai pengalihan sebagian aktivitas dalam perusahaan dapat berupa barang da njasa, kepada perusahaan lain yang di dalamnya memiliki tiga komponen yaitu IT, komunikasi, dan struktur organisasi. IT Outsourcing adalah layana nterpadu yang ditujukan bagi perusahaan/organisasi/institusi lainnya dalam memenuhi kebutuhan dan pengelolaan sistem informasinya. Institusi partner mendapatkan support penuh dari perusahaan lain terhadap seluruh kebutuhan pendayagunaan Teknologi Informasi mulai dari Perencanaan dan Perancangan Sistem Informasi sampai dengan Implementasi dan Maintenance.
Cakupan dukungan yang disediakan meliputi Hardware, Software/Aplikasi, Jaringan Internet, Jaringan Wireless, Jaringan Local, Web Design, Webbase Programming dan Web Hosting
Perlu diingat bahwa pekerjaan yang di-outsourching-kan adalah yang sifatnya mendukung proses bisnis utama, bukan main core perusahaan.

8. Disaster Recovery
tujuannya adalah Meminimalkan efek bencana dan memastikan bahwa organisasi agar dapat mempertahankan dengan baik dan cepat serta mengembalikan fungsi kritis TI, termasuk memberikan akses ke data dan aplikasi. Yang diupayakan adalah  
  • Mengurangi biaya operasi dan meningkatkan operasional dan pengelolaan dari, ketersediaan cadangan data, dan lingkungan clustering dengan alat yang bekerja sama di semua platform dan menyediakan manajemen dari konsol tunggal
  • Mengurangi biaya hardware melalui server meningkat dan pemanfaatan penyimpanan, reduplikasi, dan tiering penyimpanan
  • Mengurangi biaya operasi dengan standarisasi pada solusi kesinambungan bisnis tunggal untuk memberikan metodologi pemulihan konsisten di orang, proses, dan teknologi

9. Smaller IS Projects
Adalah proyek-proyek IT lainnya yang memiliki skalabilitas kecil yaitu jenis khusus dari manajemen proyek  proyek. skala kecil. Proyek ini ditandai oleh faktor-faktor seperti durasi pendek; jam orang rendah; tim kecil, ukuran anggaran dan keseimbangan antara waktu berkomitmen untuk memberikan proyek itu sendiri dan waktu yang berkomitmen untuk mengelola proyek. Mereka dinyatakan unik, waktu digambarkan dan membutuhkan pengiriman output akhir dengan cara yang sama sebagai proyek skala besar.