A.
Kerja sama
Sifat manusia
sebagai makhluk sosial, yang tidak mampu berdiri sendiri tanpa bantuan manusia
lain mendorong manusia untuk bekerja sama dengan manusia lain untuk mencapai
tujuan. Oleh karena itulah manusia membentuk kelompok-kelompok bersama untuk
bersama-sama dengan sinergi yang baik, bekerja mencapai tujuan dimaksud.
Kelompok dapat
diartikan sebagai kumpulan yang terbentuk dari dua orang atau lebih. Sedangkan
kerja sama dapat diartikan sebagai kesepakatan yang dilakukan oleh kelompok
untuk melakukan sesuatu yang saling menguntungkan atau untuk tujuan bersama
yang telah disepakati.
Moh.
Jafar Hafsah menyebut kerja sama ini dengan istilah “kemitraan”, yang artinya
adalah “suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam
jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan prisip saling
membutuhkan dan saling membesarkan.”
H.
Kusnadi mengartikan kerja sama sebagai “dua orang atau lebih untuk melakukan
aktivitas bersama yang dilakukan secara terpadu yang diarahkan kepada suatu
target atau tujuan tertentu.”
Sehingga Team Building ini dapat kita artikan sebagai upaya bersama untuk membangun kerjasama yang sinergis dan solid dalam sebuah kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Dalam konteks Manajemen Proyek TI, berarti tujuan bersama dimaksud adalah menyelesaikan proyek yang berhubungan dengan Teknologi Informasi yang telah disepakati dan menjadi tanggung jawab bersama.
1 1. Syarat
terbentuknya Team
Sebuah Team, dapat
terbentuk apabila ada orang-orang yang bergabung dalam kelompok, baik secara
sukarela maupun “terpaksa”. Sukarela, jika kelompok yang terbentuk bergabung
atas kehendak sendiri, misalnya dengan teman-teman sepermainan atau sedaerah.
Kelompok-kelompok seperti ini biasanya bersifat informal, dimana tidak ada
aturan tertulis yang mengatur masing-masing anggotanya.
Sedangkan kelompok
yang kedua adalah kelompok yang formal. Beberapa diantaranya terbentuk dengan “terpaksa”,
misalnya Organisasi Siswa Intra Sekolah dan Korps Pegawai Negeri, dimana semua
siswa harus bergabung didalam OSIS demikian juga para pegawai negeri wajib
hukumnya menjadi anggota Korpri. Kelompok Formal ini memiliki aturan yang jelas
mengenai organisasi, tugas, peran, wewenang dan tanggung jawab masing-masing
anggotanya dituangkan secara jelas dalam aturan bersama yang menjadi patokan (AD/ART)
yang harus dipatuhi semua anggotanya.
Secara umum,
alasan terbentuknya kelompok antara lain sebagai berikut:
-
Adanya
kesamaan visi dan misi
-
Kesetaraan
Kemampuan
-
Adanya
reward yang lebih baik
-
Keharusan
-
Kedekatan
fisik dan emosional
2 2.
Proses
terbentuknya Team
- Pembentukan
(Forming)
Pada tahap awal ini biasanya ditandai dengan idealisme dari
masing-masing anggota yang masih tinggi, semua masih berpikir dalam kerangka
konsep pribadinya masing-masing. Si A dengan kompetensi XXX fokus pada pekerjaan
1. Si B dengan kapabilitas di bidang YYY fokus pada pekerjaan maksakan” idenya untuk diterima
dalam kelompok dengan kukuh mempertahankan idealismenya masing-masing atau yang
lebih tepat kita sebut dengan “mempertah2, dan
seterusnya. Masing-masing masih berusaha “meankan egonya masing-masing”
- Konflik
(Storming)
Pada tahapan selanjutnya, yang justru terjadi adalah konflik
kepentingan antara anggota kelompok. Untuk mengatasinya, diperlukanlah storming,
adalah pemecahan masalah bersama yaitu menyatukan dan mensinergikan kompetensi
dan kepentingan setiap anggota kelompok, untuk dapat terus berjalan menggapai
tujuan bersama
- Pembentukan
Peratutan (Norming)
Setelah masalah konflik dapat diatasi, tahapan selanjutnya
adalah pembentukan norma dan aturan bersama, yang mana aturan inilah yang akan
digunakan dan dipatuhi jika terjadi konflik. Dan akan digunakan sebagai pedoman
untuk bekerja sama dalam team dan menyelesaikan proyek yang menjadi tanggung
jawabnya. Di dalamnya termasuk tugas dan tanggung jawab setiap anggota.
- Role
(Performing)
Tahapan selanjutnya adalah dimana setiap anggota menunjukkan
kemampuan terbaiknya dan bekerja sama untuk menyelesaikan proyek, yang disebut
Performing.
- Evaluasi
(Adjourning)
Dan Tahap akhirnya adalah evaluating. Yaitu setelah selesai
perform, perlu dievaluasi apakah team yang telah terbentuk ini akan
dipertahankan untuk next cycle project ataukah dibubarkan. Tentu saja ini,
relatif, sesuai dengan kebutuhan dan kesepakatan bersama anggota-anggotanya.
B.
Kepemimpinan
Di dalam kelompok, peran seorang pemimpin adalah sangat
vital, karena pemimpinlah yang akan mengorganisasikan kelompok untuk dapat
berjalan sinergis, mendorong kelompok untuk lebih perform, mengambil keputusan
yang tepat, mengatasi konflik dalam kelompok dan sebagainya. Oleh karena itu,
seorang pemimpin haruslah seorang yang memiliki kapabilitas yang dapat
memajukan kelompoknya.
1 1. Karakter
Pemimpin
Untuk itu semua, hendaknya
pemimpin memiliki karakteristik sebagai berikut:
·
Bertanggung
Jawab
·
Memiliki
kemampuan dalam pengambilan keputusan
·
Tegas
·
Bijaksana
·
Mampu
mengatur
·
Cerdas
·
Berwasasan
Luas
·
Adil
·
Mampu
memotivasi dan menjadi teladan
·
Disiplin
·
Memiliki
Integritas
·
Berdedikasi
tinggi
·
Dapat
Dipercaya
·
Kritis
·
Responsif
·
Profesional
Dan masih banyak lagi sifat positif yang hendaknya dimiliki
oleh seorang pemimpin.
2 2. Pimpinan
vs Pemimpin
Apakah semua pimpinan adalah pemimpin? Atau
apakah sebaliknya? Dalam konteks manajemen pemimpin dan pimpinan adalah dual
hal yang berbeda. Pimpinan, mengacu pada atribut sosial yang melekat pada diri
seseorang, status formal dan jabatan yang diberikan/ditetapkan untuk memegang
suatu tugas tertentu (atasan, boss). Sedangkan pemimpin merujuk pada
karakteristik yang melekat pada pribadi seseorang, yang menjadikan seseorang
itu mampu mengorganisasi dengan baik, orang-orang dalam kelompoknya (manager). Jadi
tidak semua pimpinan mampu menjadi pemimpin yang baik, dan seorang pemimpin,
jika dijadikan pimpinan, maka ia akan tumbuh menjadi pimpinan yang baik.
Download Versi PDF
Download Versi PDF