Stakeholders atau pemangku kepentingan merupakan
orang-orang yang terlibat (baik secara langsung maupun tidak langsung) dengan
proyek dan orang-orang/lembaga yang dipengaruhi oleh aktivitas proyek maupun
hasil dari proyek.
Clarkson (dalam artikel tahun 1994) mendefinisikan
Stakeholders sebagai suatu kelompok atau individu yang menanggung suatu jenis
risiko baik karena mereka telah melakukan investasi (material ataupun manusia)
di perusahaan tersebut (‘Stakeholders sukarela’), ataupun karena mereka
menghadapi risiko akibat kegiatan perusahaan tersebut (‘Stakeholders
non-sukarela’). Karena itu, Stakeholders adalah pihak yang akan dipengaruhi
secara langsung oleh keputusan dan strategi perusahaan.
Clarkson membagi Stakeholders menjadi
dua: Stakeholders primer dan Stakeholders sekunder. Stakeholders primer adalah pihak
di mana tanpa partisipasinya yang berkelanjutan organisasi tidak dapat
bertahan. Contohnya adalah pemegang saham, investor, pekerja, pelanggan, dan
pemasok. Menurut Clarkson, suatu perusahaan atau organisasi dapat didefinisikan
sebagai suatu sistem Stakeholders primer – yang merupakan rangkaian kompleks
hubungan antara kelompok-kelompok kepentingan yang mempunyai hak, tujuan,
harapan, dan tanggung jawab yang berbeda.
Stakeholders sekunder didefinisikan
sebagai pihak yang mempengaruhi atau dipengaruhi oleh perusahaan, tapi mereka
tidak terlibat dalam transaksi dengan perusahaan dan tidak begitu penting untuk
kelangsungan hidup perusahaan. Contohnya adalah media dan berbagai kelompok
kepentingan tertentu. Perusahaan tidak bergantung pada kelompok ini untuk
kelangsungan hidupnya, tapi mereka bisa mempengaruhi kinerja perusahaan dengan
mengganggu kelancaran bisnis perusahaan.
Stakeholder, meliputi:
- Manajer Proyek
- Staff dan Pekerja proyek
- Pelanggan
- Pemilik
- Supplier
- Kontraktor dan Subkontraktor
- Sponsor bisnis/investor
- Pemerintah
- Influencer (orang-orang yang terpengaruh oleh proyek); masyarakat sekitar proyek; media massa, pelaku bisnis terkait, bahkan termasuk orang-orang yang merasa dirugikan oleh keberadaan dan keberlangsungan proyek
Teknik
Manajemen Stakeholder
Keberhasilan
proyek tidak dapat dilepaskan terhadap seberapa baiknya hubungan antara project
manager dengan stakeholder proyek. Hubungan tersebut harus bersifat kolaboratif
yang saling menguntungkan dan mendukung dalam rangka mencapai target proyek.
Beberapa
teknik yang dapat digunakan di lapangan pada proyek dengan high-visibility dan
beragam kelompok stakeholder adalah sebagai berikut:
- Build a Trusting, Collaborative Relationship With The Executive Sponsor :Suatu teknik dimana kepercayaan dibangun antar stakeholher, di samping itu juga membuat hubungan yang kolaboratif dengan sponsor utama. Jika proyek tidak memiliki sponsor, dapatkan minimal satu sponsor. Mintalah mentoring dan bimbingan dari sponsor tersebut.
- Establish a Governance Committee Consisting of The Project sponsor and Key Members of Management Impacted by the Project : Aplikasinya dapat dengan membangun suatu kerangka kerja untuk pengambilan keputusan yang efektif, fokus pada realisasi keuntungan proyek, pencapaian tujuan strategis, penempatan risiko, mengelola perubahan dan menetapkan ekspektasi
- Identify Key Stakeholder and Assess Their Political Influence : Teknik ini adalah dengan melakukan identifikasi semua stakeholder proyek, lalu menilai mereka dari aspek pengaruh secara politis yang mereka miliki atau dapat lakukan. Aplikasinya dapat berupa melaksanakan suatu analisa yang menentukan orang atau institusi yang penting yang memiliki perngaruh penting secara politis terhadap pelaksanaan proyek.
- Promote The Project As Important For Organizational Goals and Strategies : Teknik ini adalah dengan menemukan jalan untuk mempromosikan diri sendiri. Untuk itu haruslah sungguh-sungguh, berkompeten dan kredibel.
- Ensure Expected Benefit are Spesific, Measurable, Agreed to, Realistic and Time bound : Teknik ini dapat dilakukan dengan secara kontinyu menilai nilai dan dampak secara organisasi atas keuntungan proyek. Buatlah proyek saat ini memiliki sponsor bisnis yang bertanggung jawab dan akuntabel terhadap benefit yang diharapkan.
- Virtual Alliance Management : Strategi ini dapat dilakukan dengan bekerja sama dengan supplier, pelanggan, agen terkait dan bahkan kompetitor yang terbaik di bidangnya.
Download versi PDF
Sumber:
http://manajemenproyekindonesia.com/?p=1058,
07 Maret 2012.