Search This Blog

Tuesday, March 6, 2012

Organisasi Manajemen Proyek

A. Memahami Organisasi
Organisasi dapat diartikan sebagai sebuah sistem yang terdiri dari sekelompok individu yang memiliki suatu hierarki sistematis dalam pembagian kerja, wewenang dan tanggung jawab tertentu, dan dengan memanfaatkan sumber daya materi maupun nonmateri dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara bersama-sama, struktural dan sistematis.
Sehingga ada batasan-batasan yang dimiliki oleh suatu organisasi, yaitu:
  • Adanya struktur atau jenjang jabatan, kedudukan yang memungkinkan individu-individu dalam organisasi memiliki perbedaan posisi yang jelas, misalnya pimpinan, staf pimpinan dan karyawan.
  • Ada pembagian kerja yang jelas, artinya setiap individu dalam organisasi memiliki tugas dan tanggung jawab yang spesifik.
  • Adanya penggunaan sumber daya, baik materi maupun nonmateri, misalnya sumber daya manusia, modal, mesin dan lainnya.
B. Kerangka Model Organisasi
Untuk dapat mencapai tujuannya dengan efektif dan pemanfaatan sumber daya organisasi secara efisien, organisasi harus dapat memahami dirinya sendiri, karena hal tersebut menentukan bagaimana cara pencapaian tujuan organisasi serta bagaimana pemanfaatan sumber daya yang ada diupayakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Ada 4 (empat) kerangka model organisasi, yaitu:
1.   Kerangka Struktural
Organisasi yang mendasarkan dirinya pada kerangka struktural lebih berfokus pada kejelasan peran dan tanggung jawab masing-masing individu, dimana hal tersebut telah distate secara definitif dalam suatu struktur organisasi yang melingkupi semua orang dalam organisasi. Pada kenyataannya dewasa ini hampir semua organisasi menggunakan kerangka model ini, sebab memudahkan dalam pengendalian dan adanya pembagian tugas yang jelas.
2.   Kerangka Sumber Daya Manusia
Konsepnya adalah keselarasan antara kebutuhan organisasi dengan kebutuhan tiap-tiap pekerja yang terlibat di dalamnya, yaitu bagaimana agar tujuan organisasi bisa tercapai dan kebutuhan orang-orang di dalamnya juga bisa tercapai. Fokusnya adalah sumber daya manusia, biasanya organisasi-organisasi sosial dan non-profit banyak mengadopsi kerangka model ini.
3.   Kerangka Politis
Kerangka ini menunjukan bahwa organisasi dipandang sebagai sebuah koalisi dari berbagai individu dan kelompok yang ada di dalamnya. Muaranya adalah kepentingan yang harus dan berusaha dipenuhi, baik kepentingan sendiri-sendiri maupun kepentingan kelompok-kelompok. Organisasi dalam model ini, tingkat loyalti anggotanya biasanya rendah, karena hanya berfokus pada kepentingannya masing-masing. Umumnya kompetisi internal sangat terasa untuk memperjuangkan kepentingan masing-masing, akan tetapi ketika berhadapan dengan pihak luar organisasi, orang-orang ini menjadi sangat solid memperjuangkan organisasi secara bersama-sama.
4.   Kerangka Simbolis
Organisasi ini berfokus pada simbol-simbol tertentu dan terikat secara bersama-sama karena adanya simbol ini. Dapat saja terkait dengan budaya tertentu, atau peristiwa penting tertentu yang mampu menyatukan individu didalamnya. Bentuk nyata dari organisasi yang mendasarkan dirinya pada kerangka simbolik ini adalah organisasi keagamaan, organisasi kedaerahan, dan organisasi kepemudaan. Misalnya (tanpa bermaksud SARA): Ikatan Keluarga Kabupaten Pati di Jakarta, atau Ikatan Kristen Batak di Jakarta, dan lain sebagainya.

Struktur Dasar Organisasi
1.   Struktur Organisasi Fungsional
Organisasi fungsional adalah suatu organisasi dimana wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada kepala bagian yang mempunyai jabatan fungsional untuk dikerjakan kepada para pelaksana yang mempunyai keahlian khusus. Struktur organisasi fungsional diciptakan oleh F.W.Taylor. Struktur ini berawal dari konsep adanya pimpinan yang tidak mempunyai bawahan yang jelas dan setiap atasan mempunyai wewenang memberi perintah kepada setiap bawahan, sepanjang ada hubunganya dengan fungsi atasan tersebut. Setiap pegawai mempunyai pengawas lebih dari satu orang atasan yang berberda-beda. Didalam lembaga pendidikan khususnya di Indonesia, pada umumnya menggunakan struktur organisasi fungsional Struktur organisasi ini sangat cocok diterapkan karena dapat memudahkan melakukan pengawasan.
Struktur organisasi fungsional terdiri dari bagian bagian tertentu misalnya Bagian Pemasaran, Bagian Produksi, Bagian Personalia dan Bagian Pembelanjaan serta Bagian Umum. Pada struktur organisasi fungsional apabila ada  seseorang yang diserahi tugas untuk mengelola suatu proyek biasanya orang tersebut sudah terlanjur setia pada bagian mana  dia dahulu bekerja. Oleh karena itu seyogyanya offing tersebut tidak memanfaatkan dengan menarik seluruh orang-orang dari bagiannya dahulu, tetapi sebaiknya juga menarik orang-orang pada bagian lain yang mampu sehingga pengalaman dan pengetahuan dapat dishare bersama-sama.
Ciri-ciri organisasi fungsional adalah sebagai berikut :
1. Organisasi skala  kecil
2. Di dalamnya terdapat kelompok-kelompok kerja staff ahli
3. Spesialisasi dalam pelaksanaan tugas
4. Target yang hendak dicapai jelas dan pasti
5. Pengawasan dilakukan secara ketat
6. Tidak menjamin adanya kesatuan perintah
7. Hemat waktu karena mengerjakan pekerjaan yang sama

Keuntungan dari organisasi dalam bentuk fungsional adalah:
o   Adanya pembagian tugas antara kerja pikir (mental) dan fisik.
o   Dapat dicapai tingkat spesialisasi yang baik.
o   Solidaritas antara orang-orang yang menjalankan fungsi yang sama tinggi.
o   Moral serta disiplin kerja yang tinggi.
o   Koordinasi antara orang-orang yang ada daiam satu fungsi mudah dijalankan
o   Anggaran, personalia, dan sarana tepat dan sesuai

Kekurangan dari organisasi bentuk fungsional adalah:
o   Insiatif perseorangan sering tertekan karena sudah dibatasi pada satu fungsi.
o   Sulit mengadakan pertukaran tugas, karena terlalu menspesialisasikan diri dalam satu bidang saja.
o   Koordinasi yang sifatnya menyeluruh sulit diadakan karena orang-orang yang bergerak dalam satu bidang mementingkan fungsinya saja.
o   Pejabat fungsional sering kali mengalami kebingungan dalam mengikuti prosedur administrasi
Sumber :
http://one.indoskripsi.com/node/5171
http://awinfield6.blogspot.com/2009/12/struktur-organisasi-fungsional


2.   Struktur Organisasi Berbasis Proyek
Pada dasarnya struktur organisasi proyek bermula dari organisasi fungsional. Pengelola proyek dari suatu bagian  meminta agar orang–orang fungsional yang bekerja pada proyek benar–benar pindah untuk bekerja sepenuhnya dibawah kekuasaannya. 
Semakin banyak proyek maka semakin banyak pula duplikasi fungsi. Selain itu para karyawan akan ragu di mana dia akan ditempatkan bila pelaksanaan proyek sudah selesai. Sebaliknya manajer bagian mungkin akan khawatir bila personelnya ditarik ke proyek-proyek. Pemanfaatan personel-personil yang fungsional akan menjadi tidak efektif dan efisien. Oleh karena itu diciptakanlah apa yang disebut struktur organisasi matriks

3.   Struktur Organisasi Matrik
Bentuk organisasi matriks merupakan bentuk campuran antara struktur organisasi fungsional dengan proyek, akibatnya masing-masing anggota tim seringkali bertanggung jawab kepada dua atau lebih pemimpin.
Organisasi matriks  biasanya diciptakan berdasarkan kebaikan-kebaikan organisasi fungsional dan  organisasi proyek. Para ahli/staf dihimpun berdasarkan fungsinya  untuk mengerjakan proyek tertentu. Dalam hal ini dibentuk bagian manajemen proyek secara tersendiri. Masing-masing bagian secara  struktural tidak boleh  mempunyai proyek. Walaupun demikian berbagai proyek masih dapat dilakukan oleh perusahaan akan tetapi berada di bawah  pengawasan manajemen proyek.
Struktur matriks ini bisa jadi lemah (weak), berimbang (balanced), atau kuat (strong). Lemah jika elemen-elemen dan peran fungsional dominan di dalam fungsi matrik ini dan kuat jika organisasi matriks ini lebih dominan dan lebih condong pada elemen struktur proyek.
Kesulitan mengadopsi dan melaksanakan funsi organisasi matriks ini ialah bahwa organisasi matriks biasanya hanya dapat dilakukan oleh perusahaan besar dan bila sistemnya tak lancar dapat menimbulkan konflik dan kesenjangan antara bagian fungsional dan bagian proyek. 

 Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Proyek
Setiap proyek dibentuk dengan fungsi dan tanggung jawab masing-masing pihak yang terlibat di dalamnya. Oleh karena itu, struktur pembagian tugas dan tanggung jawab, yang tercermin dari struktur organisasi yang diadopsi sangat menentukan dan sangat berpengaruh pada proyek yang dijalankan.
Struktur Organisasi yang baik, hendaknya mendukung dan sesuai dengan type proyek yang dilaksanakan. Memberikan kejelasan fungsi proyek, memudahkan pencapaian tujuan proyek, tetapi juga dapat memaksimalkan peran-masing-masing individu yang terlibat sesuai denngan fungsi, kapabilitas, dan kompetensi spesifiknya masing-masing. Pertimbangan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki, type proyek dan rencana pencapaian tujuan proyek harus menjadi faktor dominan dalam menentukan struktur organisasi yang dipilih sebagai kendaraan menuju proyek yang sukses.

DownLoad versi PDF